Menu Kategori
Arsip Artikel
Populer
Terbaru
Statistik Pengunjung
| Hari ini | : | 11 |
| Kemarin | : | 335 |
| Total Pengunjung | : | 9,849 |
| Sistem Operasi perangkat anda | : | Unknown Platform |
| IP Address anda | : | 216.73.216.80 |
| Browser yang anda gunakan | : | Mozilla 5.0 |

Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam
Provinsi Sumatera Barat
Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam
Artikel
Gambar 14. Mesjid Syuhada di Nagari Sariak
Sumber : Koleksi Pribadi
Masjid syuhada juga merupakan salah satu mesjid tua yang ada di Nagari Sariak. Masjid syuhada memiliki keunikan dalam wujud arsitekturnya yang tidak seperti masjid-masjid pada umumnya. Salah satu hal paling menarik untuk dibicarakan adalah mengenai arsitektur Masjid Syuhada. Seperti gaya bangunan kolonial lainnya, masjid ini memiliki tembok yang tebal dengan tiang-tiang tinggi dan besar, dan juga kental dengan pintu dan jendela besar yang memberikan kenyamanan alami hingga tidak diperlukan dukungan alat pendingin ruangan atau AC.
Keunikan arsitektur masjid juga terlihat dari bentuk menara yang berbentuk persegi dan tidak terlalu tinggi. Di bawah menara terdapat lorong sempit yang hanya bisa dilalui oleh satu orang saja. Denah masjid berbentuk persegi, dengan kolam yang terletak disebelahnya. Kubah masjid berbentuk bulat dengan bagian bawah yang berbentuk persegi delapan dan juga terdapat relief yang menghiasi dinding masjid.
Masjid Syuhada diperkirakan dibangun pada tahun 1800 Masehi. Wajar saja mesjid ini masuk ke dalam daftar masjid tua di Sumatera Barat. Dengan adanya masjid ini akan menjadi bangunan penting karena merupakan peninggalan bersejarah yang ada di Nagari Sariak.
Informasi mengenai masjid ini juga dapat kita temuikan pada buku “Masjid dan Makam Doenia Islam” cetakan Balai Poestaka-Weltevreden tahun 1926. Berikut penjelasan singkat mengenai mesjid syuhada di buku itu :
“Inilah seboeah lagi masdjid jang didirikan menoeroet matjam baroe. Masdjid Sarik ini boekan boeatannja sadja jang bagoes, tetapi letaknja djoega, disisi mata air jang besar, dilereng goenoeng Merapi, berpemandangan bagoes kekai goenoeng Singgalang dan ke Fort de Kock. Menanja jang tjantik itoe soedah roboh tatkala gempa boemi jang terdjadi dengan takdir Toehan di Soematera Barat pada Boelan Juni 1926.”
Dalam sejarah berdirinya masjid ini disebutkan bahwa orang-orang yang berasal dari Pagaruyung di Batusangkar Tanah melakukan perjalanan ke Sariak. Mereka yang datang ingin memperluas wilayah dan menyebarkan ajaran Islam. Mereka yang melakukan perjalanan dari Pagariyung datang berkelompok dengan Niniak Mamak Datuak tumangguang dan Datuak Parpatiah Nan Sabatang. Sesampainya di daerah Sariak yang berdekatan dengan mata air, kemudian mereka menetap di dekat batang sariak. Dahulu di daerah Sariak banyak ditumbuhi oleh tumbuhan sariak, tubuhan ini bentuknya seperti bambu dan memiliki duri halus atau minag pada batangnya.
Mereka yang melakukan perjalanan ini tubuhnya banyak terkena miang dari batang sariak yang menyebabkan gatal-gatal di badan. Lalu mereka pergi ke mata air untuk membersihkan badan yang terkena miang dari batang sariak. Mata air tersebut yang masih ada hingga sekarang dikenal sebagai tabek sariak.
Tidak lama setelahnya dibangunlah sebuah masjid yaitu Masjid Syuhada dengan hasil gotong royong masyarakat yang ada di Nagari Sariak. Masjid Syuhada dibangun tepat di samping Tabek Sariak. Masjid ini tentunya difungsikan sebagai tempat ibadah masyarakat sariak dan juga menjadi tempat pembelajaran agama bagi anak-anak dan remaja yang ada di sana.
Pendapat lainnya juga mengatakan bahwa masjid ini dibangun oleh Inyiak Imam (H. Sulaiman) dan Inyiak Pasia (H Rasyad ) sebagai arsitek, dan juga dibantu oleh 4 orang lainnya yang berasal dari suku sikumbang di Nagari Sariak. Mereka itu Di bawah Payung nan sakaki tonggak nan sabatang Dt Palindih.
Gambar 15. Mesjid Syuhada beberapa kali melakukan perbaikan
Sumber : Arasynews.com
Pembangunan Masjid Syuhada pada awalnya hanya terbuat dari papan, kayu dan mesjid ini masih beratapkan ijuk dengan tumpang tiga. Kemudian setelahnya berganti dengan batu. Ini terjadi karena Masjid Syuhada sudah beberapa kali sudah melakukan perbaikan. Bahan untuk pembuatan masjid ini juga dilakukan secara sederhana yaitu dengan menggunakan kapur sirih yang dicampur dengan bahan pasir sebagai bahan perekatnya.
Seperempat abad setelah berdirinya masjid, yakni pada tahun 1926 gempa bumi vulkanik dengan kekuatan 6,5 SR, yang terkenal dengan gempa Padang Panjang, menggetarkan seluruh bangunan di sekitar Gunung Merapi. Ajaibnya, bangunan masjid tersebut tidak mengalami kerusakan, kecuali menara masjid yang mirip dengan menara masjid Kudus yang roboh sebagaian. Pada sisa bangunan menara, dibangun saja kuncup atap seperti sebelumnya, sehingga tinggi menara tidak lagi setinggi seperti yang pertama dibuat. Kubah baru tanpa menggunakan pipa besi untuk penyangganya dengan bentuk yang sewajarnya. Untuk perekat tembok juga masih menggunakan kapur sirih. Masjid lama berasitektur asli dengan bentuk atap punden berundak.
Pada gambar 15 diatas dapat dilihat bagaimana perubahan bentuk masjid syuhada dari masa ke masa. Masjid Syuhada Sariak sekarang sudah terlihat lebih modern. Perubahan masjid ini karena banyak bahan-bahan pada bangunan masjid yang lapuk dimakan usia dan akibat bencana alam yang mengharuskan masjid ini untuk diperbaharui.
Data Populasi Nagari Sariak, Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam
LAKI-LAKI : 2 ORANG
PEREMPUAN : 1 ORANG
TOTAL : 3 ORANG
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
BELUM MENGISI
TOTAL
Nagari Sariak berada di Kecamatan Sungai Pua , Kabupaten Agam , Provinsi Sumatera Barat.
| Kode Nagari | : | 1306122005 |
| Kode Kecamatan | : | 130612 |
| Kode Kabupaten | : | 1306 |
| Kode Provinsi | : | 13 |
| Kode Pos | : | 26182 |
Jl. Pasa Kubang Nagari Sariak, Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam - Provinsi Sumatera Barat
| Senin | 08:00:00 - 16:00:00 | |
| Selasa | 08:00:00 - 16:00:00 | |
| Rabu | 08:00:00 - 16:00:00 | |
| Kamis | 08:00:00 - 16:00:00 | |
| Jumat | 08:00:00 - 16:00:00 | |
| Sabtu | Libur | |
| Minggu | Libur | |
OpenSID 2510.0.0 - Pusako v3.8

