Merupakan batu celengan jika diartikan dalam Bahasa Indonesianya, penamaan ini dikarenakan dalam bentuknya terliat seperti lubang yang ada di celengan pada umumnya. Masyarakat sekitar memiliki pendapat lainnya bahwa batu ini seperti batu bantuak batikam atau batu bentuk ditikam. Jika diperhatikan  lubang pada batu ini seperti bekas tusukan pisau atau benda tajam lainnya. Sama halnya seperti batu batikam yang ada di Limo kaum Kabupaten Tanah Datar, akan tetapi ada perbedaan ukuran lubang antara kedua batu. Batu batikam memiliki lubang yang cukup besar sedangkan batu kacio memiliki lubang yang ramping.

Cerita dibalik dari Batu kacio ini diyakini merupakan bekas tusukan pelampiasan amarah seseorang. Konon katanya pada masa itu terdapat dua orang yang tengah berkonflik dan tidak diketahui dengan pasti penyebab dari permasalahan tersebut. Seorang masyarakat berspekulasi bahwa pertengkaran itu bisa jadi disebabkan oleh masalah keluarga dan pembagian harta wilayah. Pertengkaran  tidak bisa dihindarkan dan berlanjut dengan ingin saling menyerang satu sama lain. Namun salah satu dari mereka tidak tega untuk menyakiti saudaranya sendiri sehingga ia memilih untuk menusuk batu yang berada di sekitarnya untuk melampiaskan kemarahannya. 

Dokumentasi :

Foto Batu Kacio (2025) : Dokumentasi Pribadi