Tugu Panta merupakan monumen ikonik yang ada di Nagari Sariak berlokasi di dekat perbatasan dengan Nagari Sungai Pua. Awal diresmikan pada tahun 2018 dengan bentuk Patung dua orang pemuda, lalu diubah bentuknya pada tahun 1 Januari 2025 dengan patung tangan yang mengenggam granat.

Penyerbuan terhadap Belanda dilatarbelakangi oleh rasa benci rakyat Sariak atas tindak dan campur tangan Belanda terhadap wilayah Republik Indonesia yang mana telah memproklamirkan kemerdekaan. Belanda masih berusaha untuk kembali menguasai Indonesia. Pemuda dan pemudi Sariak tidak gentar untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda.

Adapun latar belakang dari terjadinya peristiwi dikarenakan Kolonial Belanda dengan asal menembak salah sorang pemuda yang berasal dari Nagari Pua. Diceritakan bahwa pemuda Nagari Sungai Pua baru pulang dari tempat pemandian sambil menjinjing sebuah kalenng yang berisi sabun di dalamnya. Pada saat yang bersamaan tentara Belanda sedang melakukan patroli yang dimulai dari Sariak ke Sungai Pua. Para tentara Belanda yang melihat pemuda tersebut secara kejam langsung menembaknya, ini disebabkan oleh pihak Belanda yang berpikir bahwa kaleng yang dibawa pemuda tersebut merupakan granat. Alhasil tentara Belanda yang merasa terancam dengan membawa kaleng yang disangka granat oleh Belanda langsung di tembak mati.

Dalam usaha balas dendam terhadap apa yang dilakukan oleh Tentara Belanda terhadap Masyarakat Indonesia pasukan beruang hitam dan tengorak marapi dipelopori oleh dua orang pemuda bernama Ahmad Diyan Lembang dan Muhammad Nur mulai Menyusun strategi. Akhirnya pada tanggal 4 Januari 1949 dengan hasil akhir para pemuda berhasil membalas Tentara Belanda. Hal ini juga dibantu Tentara Sektor III Kompi Naga Jantan pimpinan Lettu M. Samsudin Zakaria. Dengan adanya tugu ini situs budaya  tersebut dapat dijadikan sebagai pelajaran bagi generasi yang akan datang.

Dokumentasi :

Foto Tugu Panta (2025) : Dokumentasi Pribadi