Foto Plang TOGA di Sariak Jorong Pasa Kubang : Dokumentasi Pribadi

Sariak-13 Agustus 2025 Mahasiswa KKN Unand Tanam TOGA, Warga Nagari Sariak Antusias menyambut Nagari Sariak tampak lebih hijau dan hidup sejak kedatangan mahasiswa KKN Reguler II Universitas Andalas. Salah satu program kerja unggulan mereka adalah penanaman Tanaman Obat Keluarga (TOGA) hal ini bertujuan untuk memperkenalkan kembali khasiat tanaman herbal kepada Masyarakat sekitar. Program ini disambut antusias oleh warga, terutama karena manfaatnya yang langsung menyentuh kebutuhan kesehatan sehari-hari.

Kegiatan dimulai dengan pembersihan lahan yang akan dijadikan parak TOGA. Parak tersebut dimiliki oleh salah satu Masyarakat Sariak. Mahasiswa bergotong royong membersihkan tanaman liar, sampah-sampah  dan batu-batu kecil yang mengganggu. Parak yang tadinya terbengkalai kini berubah menjadi ruang terbuka yang siap ditanami. Hal ini sudah dilakukan semenjak minggu ke dua KKN.

Setelah bersih tanah mulai diolah. Mahasiswa menggemburkan tanah dengan cangkul dan sekop, Setelahnya diberi pupuk yang berasal dari salah satu mahasiswa, yaitu  Kompos Sibayak Bakung Jaya. Setelahnya dibagi menjadi beberapa petak sesuai jenis tanaman, antara lain :

• Sereh (Cymbopogon Citratus)
• Jahe  (Zingiber officinale Rosc)
• Lengkuas (Alpinia Galanga)
• Kemangi (Ocimum Basilicum)
• Sirih Merah (Piper Ornatum)
• Kumis Kucing (Orthosiphon Aristatus)
• Lidah buaya (Aloe Vera)
• Kucai (Allium Tuberosum)
• Mint (Mentha Piperta)
• Paracetamol (Cinchora)
• Betadine (Jatropha Multifida)
• Bawang Dayak (Diplazium esculentum)
• Sayur Paku (Diplazium esculentum)
• Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)

Dan beberapa tanaman herbal lainnya yang mudah tumbuh di sekitar Nagari Sariak.

Foto lahan KKN Sariak 2025 : Dokumentasi Pribadi

Untuk menjaga tanaman tetap aman, mahasiswa membuat pagar sederhana dari bambu yang sederhana namun menarik perhatian. Pagar ini tidak hanya berfungsi sebagai pelindung, tapi juga mempercantik area kebun. Program TOGA ini bukan sekadar kegiatan tanam-menanam. Mahasiswa berharap kebun TOGA bisa menjadi penyemangat dan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan dengan cara alami. Warga diajak untuk merawat tanaman bersama, memetik hasilnya, dan bahkan mengembangkan parak serupa di pekarangan rumah masing-masing. Semangat swadaya dan keberlanjutan menjadi pesan utama dari program ini.

Bagi mahasiswa sendiri kegiatan ini menjadi pengalaman berharga yang tak hanya mengasah keterampilan lapangan, tapi juga mempererat hubungan dengan masyarakat. Sementara bagi warga Nagari Sariak, Paraku TOGA menjadi simbol kolaborasi antara kampus dan nagari sebuah jejak hijau yang akan terus tumbuh, bahkan setelah KKN selesai.